MATERI B.INDONESIA KELAS X : CERPEN



SANG MOTIVATOR
Yani adalah seorang siswa SMA swasta terkenal di Yogyakarta. Dia adalah salah seorang siswa yang sangat pandai dalam bidang akademis. Dia berasal dari desa yang sangat jauh dari perkotaan. Yani harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke sekolahnya, dia berangkat sekolah mngendarai sepeda jengki tuanya. Di sekolah dia adalah siswa yang berpenampilan sangatlah kuno,sehingga teman-temannya memanggilnya denggan sebutan “cuku”. Cuku adalah kepanjangan dari “Cupu dan Kuper”. Cara berpakaiannya mengikuti mode 80an dan ditambah pula memakai kacamata berminus tebal.
Sudah lama aku terlalu sabar menghadapi celaan dari mereka, apalagi kalau mereka tahu bahwa aku menderita karena celaan mereka, mereka akan senang sekali. Kadang terbesit keinginan untuk merubah semua ini, tapi aku tak punya cukup nyali untuk melakukannya. Mungkin ini semua sudah menjadi jalan hidupku, menjadi gadis cuku yang tak berguna bagi mereka, dikucilkan dan tak punya teman.
“Eh, si cuku, sudah datang ya, kok tidak membawa termos minum?”
“Ha ..ha..ha..ha.. “ kata salah seorang temanku, ketika aku baru saja datang, aku hanya tertunduk diam dan tak bisa menjawab apa-apa. Sungguh sakit sekali rasanya batin ini. Sudah lupakah mereka, bahwa aku ini juga manusia yang masih mempunyai perasaan sakit, bukanlah sebuah kerikil yang berada di pinggir jalan bila diinjak-injak tidak merasakan sakit. Mungkin aku butuh seribu hati untuk menerima perlakuan mereka.
Pada saat pelajaran Miss. Asti, pada saat itu pula aku ingin membangun citra baik diriku kepada Miss. Asti. Karena Miss. Asti adalah guru favoriteku karena cara dia mengajar yang semangat dan inspiratif. Tapi semua rencanaku itu gagal di tengah jalan karena kelakuan mereka.
Peristiwa itu terjadi pada saat aku ditunjuk Miss. Asti untuk menuliskan jawabanku di papan tulis, tiba-tiba salah seorang temanku melempariku seekor kecoa, kecoa adalah hewan yang tidak aku senangi, spontan spidol dan buku yang tadinya aku pegang terlempar, dan parahnya buku dan spidol itu mengenai wajah dari Miss. Asti. Wajah dari Miss. Asti menjadi merah padam, nampaknya dia sangat marah kepadaku. Ya . . . ampuuuunnnnn apa yang harus aku lakukan. Kata maaf sudah aku ucapkan berkali-kali, namun rasanya masih kurang untuk menebus kesalahanku pada Mis. Asti. Haruskah aku kehilangan figure yang selama ini aku sukai? Setelah aku kehilangan sosok ibu yang sangat aku cintai dan sayangi.
Aku menjadi semakin benci kepada teman-temanku. Benci dengan semua tindakan-tindakan yang dilakukannya.
Pada saat pertemuan selanjutnya dengan Miss. Asti, teman-temanku pun membuat diriku semakin rendah dimata Miss. Asti. Dan puncaknya pada saat aku di panggil Miss. Asti untuk menemuinya di kantor. Dan teman-temanku pun merasa senang dan sangat puas melihat diriku menderita. Tak ada ekspresi ramah dari paras camtik wajahnya, semangatnya yang selama ini ada, kini telah hilang entah kemana ketika berhadapan dengan diriku. Ya . .Allah …. Apalagi kesalahaan yang telah aku perbuat.
Aku menunggu Miss. Asti dengan cemas di kantornya. Secemas hatiku yang menduga-duga kesalahan apa yang telah aku  perbuat. Otakku tidak henti-hentinya memikirkan kemarahan apa yang akan kuterima dari guru yang selama ini aku bangga-banggakan.
“Maaf, telah membuat kamu menunggu terlalu lama. Sudah shalat?”
“Iya Miss, sudah tadi sepulang sekolah,”. Kekagetanku yang belum hilang membuat bicaraku menjadi gugup. Miss. Asti memandangiku lekat, membuatku salah tingkah dan membuatku semakin gemetaran dibuatnya. Ku beranikan untuk meliriknya, ia sedang tersenyum cantik, cantiiik sekali, dengan balutan jilbab merah mudanya yang membuat wajahnya lebih anggun. “ada apa ini???” hatiku kebingungann.
“ Sudah berapa lama kmu memendam beban ini sendiri?”
“ Saya tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Miss. Asti,” jawabku, Miss. Asti pun tersenyum.
“ Sikapmu, tatapanmu, juga senyumanmu yang jarang itu, sudah cukup bagi saya untuk mengetahui apa yang membuatmu tertekan. Teman-temanmu kan??”
Yani pun bingung, bagaimana Miss. Asti bisa mengetahui ini semua. Miss. Asti pun menyuruh Yani agar bercerita kepadanya tentang semua ini, tetapi yani tidak mau. Setelah sekian lama Miss. Asti membujuk akhirnya yani ingin menceritakan semua yang dialami lolehnya.

“ Saya tahu Miss saya ini cuku seperti yang mereka katakana, mereka tidak bohong kalau mengatakan saya dengan sebutan yang seperti itu, tapi saya tidak suka cara mereka miss. Saya ini jugakan punya perasaan, apa tidak ada cara lain yang lebih pantas untuk mengatakan semua kekurangan ini.”
“ Yani, izinkan saya untuk menatap matamu, kamu tahum dirimu terlali berharga untuk diperlakukan seperti itu. Mereka memang jahat karena terus-menerus mencaci maki kekuranganmu. Tapi kamu akan menjadi lebih jahat dari mereka bila kamu membiarkan mereka memperlakukan ini semua kepadamu secara terus-menerus.
“ Lalu apa yang harus aku lakukan miss?”
“ Berubahlah, tunjukan kepada mereka bahwa kamu pantas dihargai,kamu cantik,nilai akademismu bagus, apa lagi yang kamu perlukan yani?”
“ Berubah?? Apa saya bisa melakukannya?” tanyaku menyakinkan.
“ Siapa yang berani mengatakan kamu tidak bisa? Teman-temanmu? Siapa mereka, mereka tidak berhak mengatakan itu semua kepadamu. Dengar yani, mulai hari ini kamu bukan manusia biasa,”youre special” tunjukan keistimewaan itu Yani?” jawabnya membuatku semakin ingin berubah. Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku, tanda setuju dengan sarannya. Dan aku langsung memeluknya aku merasakan kehangatan pelukan ibu yang telah lama intuk kurasakan.
Sejak saat itu, satu tahun yang lalu, aku membuka hati, menatap realita hidup yang sebenarnya akan kujalani, bukan untuk dihindari. Sejak hari itu nuga terukir nama dalam sejarah hidupku, Miss. Asti. Dia adalah “ Sang Motivatorku”, udara yang sudah mengalihkan jalan hidupku menjadi lebih baik. Diam-diam aku bercita-cita, kelak aku ingin menjadi seorang ibu yang kuat, dan hebat untuk anak-anakku kelak, menjadi guru yang menginspirasikan muridnya, menjadi penulis yang membawa pencerahan pembacanya dan menjad seorang wanita yang lebih dari biasanya, tapi luar biasa. Hingga nanti saat kutinggalkan dunia ini. Akan ada sejarah untuk jiwa-jiwa setelahku. Miss. Asti, bagaimana kabarmu? Aku merindukan motivasi-motivasi darimu, aku tetap merindukannmu meski kini rentang waktu dan tempat memisahkan kami. Karena Miss. Asti harus melanjutkan “Studynya” di luar negeri.”youre unforgetable.”

TAMMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar